Rian Ardiansyah
Bogor – IPB University meluncurkan Pusat Riset Unggulan (Center of Excellence/CoE) sebagai momentum penguatan komitmen lintas pemangku kepentingan dalam mendukung program MBG pada Selasa (11/2/2025). Acara dimulai dengan peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS, Rachmat Pambudy.
Acara dimulai dengan peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS, Rachmat Pambudy.
Beliau menyampaikan bahwa Program MBG merupakan program prioritas yang tidak hanya menyelamatkan ibu hamil, namun juga bayi, dan masa depan Indonesia, khususnya masa depan pembangunan nasional Indonesia.
“Cakupan program MBG di Indonesia lebih luas karena tidak hanya mencakup sasaran anak sekolah (dasar), tapi juga mencakup anak PAUD, SMA, SMK, termasuk SMP,” ucapnya.
Tantangan MBG adalah jumlah sasaran yang cukup banyak, sekitar 92,78 juta yang tersebar di seluruh Indonesia dan memerlukan pelayanan pemenuhan gizi dengan karakteristik yang berbeda.
“Kita berharap ada inovasi di bidang penyiapan makanan, kita berharap ada modalitas baru untuk daerah-daerah terpencill karena keragaman budaya makan kita yang sangat berbeda,” tambahnya.

Sementara itu, Rektor IPB University, Arif Satria, menyampaikan terima kasih kepada Bappenas, BGN, dan UNICEF yang telah mempercayakan IPB University sebagai CoE untuk Program MBG.
“IPB University selalu berkomitmen menoptimalkan peran dosen sebagai peneliti, pelatih, dan innovator, guna mendukung keberhasilan Program MBG,” tuturnya.
Dalam mendukung Program MBG, CoE IPB University dapat difungsikan sebagai Pusat Pelatihan dan Pembelajaran, Pusat Penelitian dan Pengembangan, Pusat Manajemen Pengetahuan, dan Pusat Inovasi.
“Tempat ini bisa menjadi katalisator pengembangan kebijakan yang diharapkan mampu memberikan rekomendasi kepada BGN sebagai bahan pertimbangan program MBG,” imbuhnya. Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyampaikan bahwa dalam implementasi Program MBG, BGN menghadapi tantangan seperti jumlah sasaran yang harus mencakup 82,9 juta, variasi keadaan geografi dan budaya masyarakat, masalah pengadaan dan distribusi, serta kebutuhan training seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

“Ini program yang masif yang sudah dilaksanakan sejak 6 Januari dan dilakukan di 190 SPPG di 26 provinsi dan hari ini sudah tercatat 246 SPPG di 34 provinsi. Kami akan menampung usaha kecil dan mikro yang akan launching pada 17 Februari dan mencakup lebih dari 500 SPPG di 38 provinsi, termasuk di seluruh Papua,” ucapnya.
Beliau menyampaikan bahwa kunci sukses program MBG mencakup anggaran yang tidak perlu didiskusikan karena Presiden RI sudah berkomitmen, Sumber Daya Manusia (SDM), dan infrastruktur.
“Kami harus mendidik SDM yang kami didik secara terpusat selama 4 bulan di Jakarta sebanyak 32.000, kami baru mendidik 2.000 jadi harus mendidik kurang lebih 30.000 lagi yang akan kami sebar ke seluruh Indonesia,” tambahnya. Beliau menambahkan Program MBG akan menjadi faktor penggerak ekonomi. IPB University akan sangat penting perannya karena sektor pertanian akan berkembang, karena apapun yang diproduksi lokal akan diserap oleh BGN.

Dalam acara ini juga dilakukan secara simbolis penyerahan buku dari Menteri Bappenas kepada Kepala BGN, diantaranya Standar Gizi dan Makanan Program MBG; Rekomendasi Tata Kelola dan Manajemen Program MBG; Rekomendasi Prosedur Operasional Buku (SOP) MBG; Rekomendasi Sistem Penjaminan Keamanan Pangan dan Pengelolaan Limbah; Pedoman MBG di Satuan Pendidikan; Rekomendasi Sistem Pemantauan dan Evaluasi Program MBG; serta Rekomendasi Penyelenggaraan Program MBG.

Dalam hal ini, DPP PERSAGI mendukung penuh Program MBG dan siap berkontribusi dalam pelaksanaannya baik dari sektor kebijakan sampai mendorong anggota untuk turut aktif terlibat di SPPG daerah masing-masing.