EFEK PEMANFAATAN PROGRAM PEMANTAUAN DAN PROMOSI PERTUMBUHAN TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI KOTA CIREBON
Article Sidebar
Dimensions
Altmetrics
Statistics
Read Counter : 484
Download : 926
Main Article Content
Lia Nurcahyani
Mohammad Hakimi
Toto Sudargo
Abstract
Kekurangan gizi merupakan kunci pokok persoalan kematian balita di dunia, yang salah satu
penyebabnya yaitu kurangnya pemanfaatan program pemantauan dan promosi pertumbuhan. Kasus gizi
kurang di Kota Cirebon melebihi angka provinsi dan nasional. Pada tahun 2008, partisipasi masyarakat
dalam program pemantauan dan promosi pertumbuhan meningkat sebesar 19 persen dari tahun
sebelumnya, tetapi kasus gizi kurang meningkat juga sebesar 0,23 persen. Penelitian bertujuan untuk
mengkaji efek pemanfaatan program pemantauan dan promosi pertumbuhan terhadap status gizi balita.
Jenis penelitian observasional dengan rancangan kohort retrospektif. Subjek penelitian sebanyak 246
balita usia 17-59 bulan beserta ibu yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan sampel
menggunakan teknik three stage samplingdipadukan dengan purposive dan random sampling.Data yang
digunakan berupa data primer dan sekunder dengan instrumen penelitian meliputi kuesioner, kartu
menuju sehat, register gizi, laporan bulan penimbangan balita Kota Cirebon tahun 2008, timbangan injak
digital, length board/ microtoiseserta softwareantropometri WHO (2006). Pengolahan data menggunakan
analisis univariabel, bivariabeldengan chi-square dan multivariabel dengan uji regresi logistik. Penelitian
ini didukung oleh data kualitatif untuk mengetahui indikator input dan proses serta hambatan dalam
pemanfaatan program pemantauan dan promosi pertumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemanfaatan program pemantauan dan promosi pertumbuhan berpengaruh secara signifikan terhadap
status gizi balita dengan p < 0,05. Insidensi gizi kurang pada balita yang tidak memanfaatkan program
pemantauan dan promosi pertumbuhan secara teratur 2,7 kali lebih besar dibandingkan balita yang
memanfaatkan secara teratur setelah mempertimbangkan kontribusi pengetahuan dan sikap ibu serta
umur balita. Indikator input, khususnya peran kader dalam proses program pemantauan dan promosi
pertumbuhan tidak optimal. Hambatan pemanfaatan program meliputi faktor individu (kesehatan balita),
faktor provider (alasan sosial), serta faktor komunitas (lokasi rumah secara geografis). Pemantauan
pertumbuhan pada balita harus dilakukan setiap bulan, terutama pada umur 0-24 bulan. Keberhasilan
program pemantauan dan promosi pertumbuhan dapat dicapai apabila mendapat dukungan secara
komprehensif dari segi penerima pelayanan, pemberi pelayanan dan pembuat kebijakan.
Kata kunci: status gizi, pemantauan pertumbuhan,promosi pertumbuhan, balita
penyebabnya yaitu kurangnya pemanfaatan program pemantauan dan promosi pertumbuhan. Kasus gizi
kurang di Kota Cirebon melebihi angka provinsi dan nasional. Pada tahun 2008, partisipasi masyarakat
dalam program pemantauan dan promosi pertumbuhan meningkat sebesar 19 persen dari tahun
sebelumnya, tetapi kasus gizi kurang meningkat juga sebesar 0,23 persen. Penelitian bertujuan untuk
mengkaji efek pemanfaatan program pemantauan dan promosi pertumbuhan terhadap status gizi balita.
Jenis penelitian observasional dengan rancangan kohort retrospektif. Subjek penelitian sebanyak 246
balita usia 17-59 bulan beserta ibu yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan sampel
menggunakan teknik three stage samplingdipadukan dengan purposive dan random sampling.Data yang
digunakan berupa data primer dan sekunder dengan instrumen penelitian meliputi kuesioner, kartu
menuju sehat, register gizi, laporan bulan penimbangan balita Kota Cirebon tahun 2008, timbangan injak
digital, length board/ microtoiseserta softwareantropometri WHO (2006). Pengolahan data menggunakan
analisis univariabel, bivariabeldengan chi-square dan multivariabel dengan uji regresi logistik. Penelitian
ini didukung oleh data kualitatif untuk mengetahui indikator input dan proses serta hambatan dalam
pemanfaatan program pemantauan dan promosi pertumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemanfaatan program pemantauan dan promosi pertumbuhan berpengaruh secara signifikan terhadap
status gizi balita dengan p < 0,05. Insidensi gizi kurang pada balita yang tidak memanfaatkan program
pemantauan dan promosi pertumbuhan secara teratur 2,7 kali lebih besar dibandingkan balita yang
memanfaatkan secara teratur setelah mempertimbangkan kontribusi pengetahuan dan sikap ibu serta
umur balita. Indikator input, khususnya peran kader dalam proses program pemantauan dan promosi
pertumbuhan tidak optimal. Hambatan pemanfaatan program meliputi faktor individu (kesehatan balita),
faktor provider (alasan sosial), serta faktor komunitas (lokasi rumah secara geografis). Pemantauan
pertumbuhan pada balita harus dilakukan setiap bulan, terutama pada umur 0-24 bulan. Keberhasilan
program pemantauan dan promosi pertumbuhan dapat dicapai apabila mendapat dukungan secara
komprehensif dari segi penerima pelayanan, pemberi pelayanan dan pembuat kebijakan.
Kata kunci: status gizi, pemantauan pertumbuhan,promosi pertumbuhan, balita
Downloads
Download data is not yet available.
Article Details
Section
Articles
Authors who publish with Gizi Indonesia (Journal of The Indonesian Nutrition Association) agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant Gizi Indonesia (Journal of The Indonesian Nutrition Association) right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to remix, adapt, build upon the work non-commercially with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in Gizi Indonesia (Journal of The Indonesian Nutrition Association).
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).