CAKUPAN SUPLEMENTASI KAPSUL VITAMIN A DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK ANAK BALITA DAN AKSES KE PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA (ANALISIS DATA RISKESDAS 2010)

Main Article Content

Sandjaja .

Abstract

Kurang vitamin A mempunyai dampak pada fisiologi indera pengelihatan dan imunitas tubuh. Seperempat
anak balita di dunia masih menderita kurang vitaminA. Pada survei nasional vitamin A pada anak balita
tahun 1992 mendapatkan prevalensi xerophthalmia 0,34 persen. Tetapi beberapa survei lain sesudahnya
menunjukkan  kurang  vitamin  A  sub-klinikal  masih  cukupo  tinggi.  Suplementasi  kapsul  vitamin  A  dosis
tinggi enam bulan sekali pada anak balita merupakanstrategi kunci untuk meningkatkan status vitamin A.
Berbagai  faktor  anak  balita  dan  akses  pelayanan  kesehatan  diduga  mempengaruhi  tinggi  rendahnya
cakupan kapsul vitamin A di Indonesia. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor akses pelayanan
kesehatan dan karakteristik anak balita yang mempengaruhi tinggi rendahnya cakupan kapsul vitamin A.
Analisis  menggunakan  data  sekunder  yang  dikumpulkan dalam  Riskesdas  2010.  Riskesdas  merupakan
studi kros-seksional yang mengumpulkan data dasar kesehatan dari 69.300 sampel rumah tangga di 2.798
blok sensus terpilih di seluruh wilayah Indonesia. Hanya variabel yang lengkap dan relevan dengan faktor
yang  diduga  berperan  pada  16.955  sampel  anak  umur  12-59  bulan  yang  menerima  atau  tidak  kapsul
vitamin A yang diambil untuk analisis. Analisis akhir yang digunakan adalah regresi logistik multivariat
untuk  mengukur  faktor-faktor  yang  berperan  dalam  penerimaan  kapsul  vitamin  A.  Hasil  penelitian
menunjukkan  bahwa  cakupan  kapsul  vitamin  A  di  Indonesia  sebesar  70,5  persen,  bervariasi  antar
provinsi,  cakupan  lebih  tinggi  di  daerah  perkotaan  (75,3%)  dibanding  di  perdesaan  ((65,6%).  Posyandu
merupakan tempat yang paling tinggi untuk mendapatkan kapsul vitamin A (84,1%). Anak balita dalam 6
bulan  terakhir  yang  tidak  mendapatkan  kapsul  vitamin  A  berhubungan  secara  bermakna  dengan  yang
tidak  mempunyai  KMS  (AOR=1.652,  95%  CI  1.465-1.863),  telah  diimunisasi  tetapi  tidak  lengkap
(AOR=1.492,  CI  1.358-1.639)  atau  belum  diimunisasi  (AOR=3.597,  95%  CI  3.121-4.146),  dalam  6  bulan
terakhir ke posyandu dua kali atau kurang (AOR=6.046, 95% CI 5.425-6.733), kelahiran anak ditolong bukan
oleh  tenaga  kesehatan  (AOR=1.244,  CI  1.114-1.388),  tidak  ada  pemeriksaaan  kesehatan  oleh  nakes  saat
neonatus (AOR=1.152, CI 1.040-1.275), tetapi cakupan kapsul vitamin A tidak berhubungan dengan jenis
kelamin  anak,  kelompok  umur  anak,  tidak  punya  buku  KIA,  maupun  status  gizi  underweight,  wasting,
stunting. Rekomendasi: Peningkatan cakupan kapsul vitamin Adapat dilakukan dengan revitalisasi peran
posyandu dan peningkatan akses balita pada pelayanan kesehatan di desa.


Keywords: suplementsi kapsul vitamin A, anak balita, posyandu, akses pelayanan kesehatan

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section
Articles