HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI, ANEMIA, STATUS INFEKSI, DAN ASUPAN ZAT GIZI DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI DAERAH ENDEMIK GAKI
Article Sidebar
Dimensions
Altmetrics
Statistics
Read Counter : 1158
Download : 3054
Main Article Content
Toto Sudargo
Emy Huriyati
Lastiana Safitri
Winda Irwanti
Sri Ahadi Nugraheni
Abstract
Anak-anak yang tinggal di daerah GAKI mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kelaparan
dan rendahnya skor IQ. Tujuan penelitian ini menjelaskan hubungan status gizi, anemia, status infeksi,
dan asupan zat gizi (energi, protein, karbohidrat, lemak, iodium, vitamin C, vitamin A, Fe, Zn, dan
Selenium), dengan fungsi kognitif anak sekolah dasar (SD) yang tinggal di daerah GAKI, dan mengetahui
kandungan iodium pada tanah dan air di wilayah tersebut. Jenis studi observasional dengan desain crosssectional. Subjek penelitian anak SD berusia 9-12 tahun kelas 3, 4, dan 5 dari 3 SD di daerah endemik
GAKI Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Status GAKI diukur menggunakan
metode palpasi dan Urinary Iodine Excretion (UIE), status gizi dengan indikator TB/U, status anemia
menggunakan Hemocue, status infeksi dengan wawancara pada orangtua, asupan zat gizi menggunakan
multiple food recall 24 jam (3 hari), kandungan iodium dalam tanah dan air menggunakan Inductive
Coupled Plasma-Mass Spectrometry (ICP-MS) dan fungsi kognitif menggunakan Weschler Intelligence
Score for Children-Revised (WISC-R). Hasil menunjukkan 20 subjek (28,9%) mengalami GAKI, 27 subjek
(39,1%) stunting, 17 subjek (24,6%) anemia, 11 subjek (15,9%) infeksi (ISPA dan diare) dan 57 subjek
(82,6%) mengalami gangguan fungsi kognitif. Analisis bivariat menunjukkan tidak terdapat hubungan
signifikan antara status GAKI dan infeksi dengan fungsi kognitif (p>0,05). Terdapat hubungan signifikan
antara status gizi dan anemia dengan fungsi kognitif (p<0,05). Analisis multivariat asupan zat gizi energi,
protein, karbohidrat, lemak, iodium, vitamin C, vitamin A, besi, dan selenium memberikan kontribusi
sebesar 20,9% dari skor IQ total anak sekolah. Hb, UIE, dan asupan zat gizi memberikan kontribusi
sebesar 24,1% dari skor IQ total anak sekolah. Hasil laboratorium menunjukkan rerata kandungan iodium
tanah (2,49 ppm), dan dalam air (2,7ppb) berada di bawah standar. Jadi status gizi dan anemia, asupan zat
gizi berhubungan dengan fungsi kognitif anak sekolah. GAKI dan status infeksi tidak berhubungan
dengan fungsi kognitif. Secara bersama Hb, UIE dan asupan zat gizi berhubungan dengan fungsi kognitif.
Rerata kandungan iodium pada tanah dan air di wilayah penelitian berada di bawah standar.
Kata kunci: GAKI, status gizi, anemia, infeksi, fungsi kognitif
dan rendahnya skor IQ. Tujuan penelitian ini menjelaskan hubungan status gizi, anemia, status infeksi,
dan asupan zat gizi (energi, protein, karbohidrat, lemak, iodium, vitamin C, vitamin A, Fe, Zn, dan
Selenium), dengan fungsi kognitif anak sekolah dasar (SD) yang tinggal di daerah GAKI, dan mengetahui
kandungan iodium pada tanah dan air di wilayah tersebut. Jenis studi observasional dengan desain crosssectional. Subjek penelitian anak SD berusia 9-12 tahun kelas 3, 4, dan 5 dari 3 SD di daerah endemik
GAKI Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Status GAKI diukur menggunakan
metode palpasi dan Urinary Iodine Excretion (UIE), status gizi dengan indikator TB/U, status anemia
menggunakan Hemocue, status infeksi dengan wawancara pada orangtua, asupan zat gizi menggunakan
multiple food recall 24 jam (3 hari), kandungan iodium dalam tanah dan air menggunakan Inductive
Coupled Plasma-Mass Spectrometry (ICP-MS) dan fungsi kognitif menggunakan Weschler Intelligence
Score for Children-Revised (WISC-R). Hasil menunjukkan 20 subjek (28,9%) mengalami GAKI, 27 subjek
(39,1%) stunting, 17 subjek (24,6%) anemia, 11 subjek (15,9%) infeksi (ISPA dan diare) dan 57 subjek
(82,6%) mengalami gangguan fungsi kognitif. Analisis bivariat menunjukkan tidak terdapat hubungan
signifikan antara status GAKI dan infeksi dengan fungsi kognitif (p>0,05). Terdapat hubungan signifikan
antara status gizi dan anemia dengan fungsi kognitif (p<0,05). Analisis multivariat asupan zat gizi energi,
protein, karbohidrat, lemak, iodium, vitamin C, vitamin A, besi, dan selenium memberikan kontribusi
sebesar 20,9% dari skor IQ total anak sekolah. Hb, UIE, dan asupan zat gizi memberikan kontribusi
sebesar 24,1% dari skor IQ total anak sekolah. Hasil laboratorium menunjukkan rerata kandungan iodium
tanah (2,49 ppm), dan dalam air (2,7ppb) berada di bawah standar. Jadi status gizi dan anemia, asupan zat
gizi berhubungan dengan fungsi kognitif anak sekolah. GAKI dan status infeksi tidak berhubungan
dengan fungsi kognitif. Secara bersama Hb, UIE dan asupan zat gizi berhubungan dengan fungsi kognitif.
Rerata kandungan iodium pada tanah dan air di wilayah penelitian berada di bawah standar.
Kata kunci: GAKI, status gizi, anemia, infeksi, fungsi kognitif
Downloads
Download data is not yet available.
Article Details
Section
Articles
Authors who publish with Gizi Indonesia (Journal of The Indonesian Nutrition Association) agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant Gizi Indonesia (Journal of The Indonesian Nutrition Association) right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to remix, adapt, build upon the work non-commercially with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in Gizi Indonesia (Journal of The Indonesian Nutrition Association).
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).