KERAGAMAN BAHAN MAKANAN UNTUK SARAPAN ANAK SEKOLAH DI INDONESIA
Article Sidebar
Main Article Content
Abstract
Breakfast (5-9 AM) is contributed around one third of daily nutrient intake. Some studies shown that breakfast can maintain the blood glucose level, increase school performance and prevent obesity. This study aimed to determine the food variety of breakfast consumed by most Indonesian people, aged 6-18 years. Analysis was conducted using secondary data taken from the Individual Food Consumption Survey (SKMI) 2014. The study was cross-sectional survey design conducted in 33 provinces in Indonesia in May-June 2014. 27870 (77.5%) subjects were met the criteria. The age group of 6–12 years old consists of 7739 males and 7069 females, while aged 13–18 years old consists of 6612 males and 6450 females. Almost 60 percent (59,1%) subjects consumed a combination of 3 food groups. 72,3 percent were consumed one food which was consist only serealia. Subjects who consumed with combination of 2 food groups such as serealia and water (49.6%), serealia and animal food (18.2%). Subjects who consumed combination of 3 food groups, such as serealia, animal food, and fat, were 49.6 percent. In conclusion, most students aged 6-18 years had breakfast but the variety of food was not adequate yet.
ABSTRAK
Sarapan atau makan pagi (jam 5-9 pagi) penting untuk konsumsi makanan sehari. Sarapan dapat membantu mempertahan kadar gula darah, meningkatkan konsentrasi belajar serta mencegah terjadinya kegemukan. Perlu diperhatikan selain jumlah makanan juga keragaman jenis yang dikonsumsi. Tujuan analisis adalah mendapatkan informasi tentang keragaman bahan makanan yang biasa dikonsumsi penduduk di Indonesia, umur 6-18 tahun. Dilakukan analisis data hasil Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) 2014 dari rumah-tangga terpilih di 33 provinsi di Indonesia pada bulan Mei-Juni 2014 dengan desain penelitian potong-lintang. Sampel terdiri dari umur 6-12 tahun usia sekolah dasar (7739 orang laki-laki dan 7069 perempuan) dan umur 13-18 tahun usia sekolah menengah (6612 laki-laki dan 6450 perempuan). Hasil analisis menunjukkan, sebanyak 77,5 persen (27870 individu) sampel melakukan sarapan. Sebanyak 59,1 persen responden mengonsumsi 3 kelompok bahan makanan. Responden yang mengonsumsi satu kelompok bahan makanan saja, seperti serealia, sejumlah 72,3 persen, sedangkan dari yang mengonsumsi dua kelompok makanan, sebanyak 49,6 persen mengonsumsi serealia dan air putih serta 18,2 persen mengonsumsi kombinasi kelompok serealia dan kelompok hewani. Responden mengonsumsi tiga kelompok bahan makanan, paling banyak mengonsumsi kombinasi kelompok serealia, hewani dan minyak (49,6%), diikuti kombinasi kelompok serealia, kelompok sayur dan minyak. Dapat disimpulkan, sebagian besar anak sekolah usia 6-18 tahun sarapan namun keragamannya masih kurang.
Kata kunci: sarapan, keragaman bahan makanan, anak sekolah
Downloads
Article Details
Authors who publish with Gizi Indonesia (Journal of The Indonesian Nutrition Association) agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant Gizi Indonesia (Journal of The Indonesian Nutrition Association) right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to remix, adapt, build upon the work non-commercially with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in Gizi Indonesia (Journal of The Indonesian Nutrition Association).
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
References
Alexander KE, Ventura EE, Spruijt-Metz D, Weigensberg MJ, Goran MI, Davis JN. Association of breakfast skipping with visceral fat and insulin indices in overweight Latino youth. Obesity 2009; 17(8): 1528-33. doi:10.1038/oby.2009.127
Amrin SH, Indriasari R, Najamuddin U. Hubungan Kebiasaan Sarapan dan Konsumsi Suplemen dengan Status Hemoglobin pada Remaja Putri di SMAN 10 Makasar. URI: http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/11304
López-Sobaler AM, Ortega RM, Quintas ME, Navia B, Requejo AM. Relationship between habitual breakfast and intellectual performance (logical reasoning) in well-nourished schoolchildren of Madrid (Spain). Eur J Clin Nutr. 2003; 57 Suppl 1: S49-53.
Rampersaud GC, Pereira MA, Girard BL, Adams J, Metzl JD. Breakfast habits, nutritional status, body weight, and academic performance in children and adolescents. J Am Diet Assoc. 2005; 105(5): 743-60.
Hardinsyah, Aries M. Jenis pangan sarapan dan perannya dalam asupan gizi harian anak usia 6-12 tahun di Indonesia, JGP 2012; 7(2): 89-96.
Wilson NC, Parnell WR, Wohlers M, Shirley PM. Eating breakfast and its impact on children’s daily diet. Nutr Diet. 2006; 63(1): 15-20.
Smith KJ, Gall SL, McNaughton SA, Blizzard L, Dwyer T, Venn AJ. Skipping breakfast: longitudinal associations with cardiometabolic risk factors in the Childhood Determinants of Adult Health Study. Am J Clin Nutr. 2010; 92(6): 1316-25.
Sukati. Hubungan kebiasaan makan pagi dengan konsentrasi belajar. Penel Gizi Makan. 1991; 14: 60-73.
Permaesih D, Herman S. Faktor-faktor yang mempengaruhi anemia pada remaja. Bul Penel Kes 2005; 33(4): 162-7.
Indonesia, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan. Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010. Jakarta: Badan Litbangkes, 2010.
Indonesia, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan. Studi Diet Total, Survey Konsumsi Makanan Individu 2014. Jakarta: Badan Litbangkes, 2014.
Indonesia, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI. Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Badan Litbangkes, 2013.
Setyorini E. Gambaran perilaku sarapan dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa kelas 3 dan 4 SD Daar Ei Salam, Bogor. Skripsi. Depok: Fakulas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2006.
Pereira MA, Erickson E, McKee P, Schrankler K, Raatz SK, Lytle LA, et al. Breakfast frequency and quality may affect glycemia and appetite ini adults and children. J Nutr. 2011; 141(1); 163-8.
Deshmukh-Taskar PR, Nicklas TA, O’Neil CE, Keast DR, Radcliffe JD, Cho S. The relationship of breakfast skipping and type of breakfast consumption with nutrient intake and weight status in children and adolescents: the National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES): 1999-2006. J Am Diet Assoc. 2010; 110(6): 869-78.
Cho S, Dietrich M, Brown CJP, Clark CA, Block G. The effect of breakfast type on total daily energy intake and body mass index: results from the Third National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES III). J Am Coll Nutr. 2003; 22(4): 296-302.
http://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/07315724.2003.10719307?scroll=top&needAccess=true 22 February 2016
Khomsan A. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB, 2005.
Sartika RAD. Penelitian komunikasi, informasi dan edukasi gizi terhadap perilaku sarapan siswa sekolah dasar. Kesmas. 2012; 7(2): 76-82.
http://jurnalkesmas.ui.ac.id/kesmasphj/article/view/66 [5 Oktober 2016]
Indonesia, Kementerian Kesehatan. Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Indonesia, Kementerian Kesehatan. Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
Zeng YC, Li SM, Xiong GL, Su HM, Wan JC. Influences of protein to energy ratios in breakfast on mood, alertness and attention in the healthy undergraduate students. Health. 2011; 3: 383-93.
Indonesia, Ditjen Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan. Pedoman Gizi Seimbang 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2014.
Achadi E, Pujonarti SA, Sudiarti T, Rahmawati, Kusharisupeni, Mardatillah, et al. Sekolah dasar pintu masuk perbaikan pengetahuan, sikap dan perilaku gizi seimbang masyarakat. Kesmas. 2010; 5(1): 42-8.